Sabtu, 15 Februari 2014

The REAL Penang Char Kway Teow

Ceritanya ngantar ibu saya medical check-up. Tapi jauh-jauh ke Penang sayang kalau nggak wisata kuliner. Pulau yang punya julukan Pearl of the Orient ini juga salah satu pusat hawker food (makanan jalanan) nomor wahid di dunia. Pendek kata, makanannya enak-enak!

Jadi tunggu apa lagi? Begitu mendarat dan taruh barang di hotel, hal berikutnya yang wajib dilakukan: MAKAN (sebelum ibu saya harus puasa malam harinya untuk syarat check up).

Di antara sekian banyak makanan di Penang yang saya suka (emang dasar pemakan segala, semua yang enak bisa masuk), ada satu makanan khas yang terus terbayang-bayang dan termimpi-mimpi; char koay teow.

Apa sih char koay teow? Bahasa Indonesia nya sih.. kwetiaw goreng. Dalam bahasa Hokkian, 'char' artinya goreng, dan koay teow ya.. kwetiaw. Di penang, kwetiaw ini dimasak dengan bumbu kecap asin dan sedikit cabai. Yang membuat spesial adalah isiannya yaitu udang segar, kerang, kucai, taoge, dan lap cheong (sosis babi kering). Tambahan telur bebek yang creamy membuat kwetiaw ini makin makyuss!

Di Singapore juga ada makanan bernama sama. Bedanya, char koay teow Singapore menggunakan kecap manis sehingga warnanya lebih coklat dan ada tone legit pada rasanya. Versi Singapore juga tidak menggunakan kucai dan lap cheong.

Setelah browsing sana-sini dan akhirnya bertanya pada supir taksi. Sang supir taksi yang baik hati mengantar kami bertiga - saya, ibu, dan adik - ke salah satu kedai char koay teow yang cukup terkenal dan tidak jauh dari hotel tempat kami menginap. 

Mendekati lokasi kedai kwetiaw di Lorong Selamat, Georgetown, Penang, kami diperingatkan untuk sabar karena tempat ini terkenal dengan antriannya yang super panjang. Saya pun lemas, karena kelaparan dan rasanya tidak sanggup kalau harus antri lagi beberapa... menit? jam? Siapa yang tahu?

Eh... tapi... dasar rejeki... sampai situ tempatnya sepi! Saya pingin loncat-loncat saking senangnya.

Sampai di kedai, saya pesan 3 porsi sedang ke si aunty yang sedang masak dalam dua bahasa, Melayu dan Inggris. Dan... dua-duanya dicuekin T_T  Oh, ternyata aunty cuma ngerti bahasa Hokkian dan Mandarin (yang saya nggak bisa). Untung ada pelanggan yang bisa bahasa inggris dan cukup berbaik hati nerjemahin pesanan saya.


Kedai Char Kway Teow Lorong Selamat, Georgetown, Penang


Si Aunty menggoreng char koay teow

Akhirnya setelah beberapa menit, pesanan kami pun datang.. ini penampakannya..

Penang char koay teow

Saking laparnya saya lupa 'styling' sedikit, memindahkan udang yang gede-gede itu ke atas. Jadi ya udangnya ngumpet, nggak kelihatan.

Rasanya... Gurih! Rasa khas minyak babi. Sedikit pedas dari bubuk cabai. Udangnya besar dan succulent menandakan kalau udang yang dipakai masih segar. Toge dan kucai tidak overcooked, kerenyahannya memberikan tekstur kontras. Yang membuat char koay teow ini terkenal sedapnya, menurut saya, adalah rasa smoky karena dimasak di atas tungku arang tradisional. Intinya.. Mak Nyusss!! 

Untuk porsi yang tidak seberapa besar (saya belum kenyang makan satu), harga koay teow ini lumayan tinggi. Satu porsi sedang dibanderol RM 9 (sekitar Rp 33.000 dengan kurs RM 1 = Rp 3690). Harga yang agak menohok juga membuat banyak food blogger lokal Penang komplain tentang kedai ini. Tapi akhirnya tetep aja makan di situ, karena rasanya masih sulit tertandingi.


Penang Char Koay Teow
Kafe Heng Huat
Lorong Selamat
Georgetown, Penang


1 komentar:

  1. Makanan Khas satu ini kalau di jakarta di sebut Nasi Uduk,akan tetapi di malaysia namanya Nasi Lemak,semoga aja rasanya gak jauh beda

    BalasHapus